Gultik Kuliner Legendaris Blok M Jakarta Selatan

Jakarta – Gultik atau gulai tikungan Blok M, Bulungan, Jakarta Selatan sekarang ini menjadi tempat yang digandrungi masyarakat ibu kota untuk berwisata kuliner sembari bersantai ria bersama keluarga hingga kerabat.

Sejumlah pedagang gulai bertaburan kawasan Blok M itu menjajakan makanan lezat berkuah itu dengan cita rasa bumbunya yang berbeda dengan yang ditawarkan di tempat lain. Kuliner tradisional Indonesia ini, selalu ramai dikunjungi masyarakat.

Meski terkenal banyak pedagang gulai, di area wisata kuliner juga memiliki banyak tempat tongkrongan anak milenial yang menghabiskan waktu untuk bersantai.

> Kalau hari-hari biasa sih lumayan, tapi lebih ramai malam sabtu atau malam minggu.

Dalam kesempatan ini, Tagar mencoba mendatangi kawasan gultik Blok M yang ramai oleh pengunjung. Mereka sengaja datang untuk bercengkerama dan menikmati suasana di sana.

Salah satu pedagang gultik bernama Agus Rianto, 25 tahun mengakui sejak 2013 berjualan di kawasan Blok M, suasananya selalu ramai pengunjung.

“Kalau hari-hari biasa sih lumayan, tapi lebih ramai malam sabtu atau malam minggu. Pokoknya malam liburlah ramai kayakweekend,” kata Agus Rianto kepadaTagar, beberapa waktu lalu saat berkunjung ke kawasan Gultik Blok M.

Agus juga bercerita di tempatnya berjualan itu selalu disesaki pembeli pada malam hari. Apalagi kalau waktu liburan, Gultik Blok M tidak pernah sepi.

“Kalau malam minggu itu kita enggak bisangapa-ngapain lagi karena orangnya ramai kayak semutlah. Jadi pengunjung enggak ada habisnya kalau malam minggu, selesainya baru jam four sampai habis,” tutur dia.

Berbeda dengan malam saat hari biasa, Agus mengakui gulai yang dijualnya itu terkadang masih meninggalkan sisa.

“Hari biasa kadang habis kadang enggak, tergantung dari pembeli. Kalau yang datang banyak, kita habis. Tapi kalau pengunjung sedikit kita sisa,” ujarnya.

Salah satu gerai Gultik Blok M, Jakarta Selatan. (Foto: Tagar/ Rivaldi Dani Rahmadi)Agus juga menyampaikan barang dagangannya yang dibawa per hari jumlahnya berbeda, tergantung hari libur atau tidak.

“Kalau hari biasa kita paling minimal nasi 7 liter atau 6 liter, untuk dagingnya itu bisa 8 atau 9 kilo. Tapi kalau weekend 15 liter dagingnya 18 kg,” katanya.

Agus memiliki alasan tersendiri mengapa jumlah daging yang disediakan harus lebih banyak dari nasi.

“Kenapa kita lebihin dagingnya karena suka ada pembeli terkadang makan tuh tidak pakai nasi maunya pakai daging aja. Tapi, kalau hariweekendtidak bisa bungkus, cuma hari biasa aja bisa,” ujarnya.

Harga gulai yang dijajakan oleh para penjual di kawasan Blok M, yaitu Rp 10.000 per piring. Jumlah porsi yang diberikan memang terbilang tidak terlalu banyak.

Para penjual Gultik Blok M juga menyediakan menu tambahan, seperti sate usus, ati ampela, telur puyuh. Semua jenis sate di sana dibanderol harga Rp 5.000/tusuk.

“Pokoknya kalau ada yang datang satu meja, kita berikan satu piring sate isinya 10 tusuk, kalau habis berarti 50 ribu,” kata Agus.

Omset yang didapatkan para penjual gulai di kawasan Blok M ini terbilang cukup besar setiap harinya.

“Hari biasa kalau sepi bisanya 1,5 juta atau 2 jutaan. Weekend bisa di atas 5 juta, antara 8 juta atau 9 juta paling besar 10 juta,” tutur Agus.

Sementara, salah satu pengunjung bernama Igho Prastyo, 20 tahun itu menuturkan dirinya sangat senang mengunjungi tempat populer di Jakarta Selatan tersebut. Apalagi saat menyantap gulai yang dijajakan di sana.

“Menurut saya value it karena ini dagingnya cukup banyak ya, tapi saya rasa orang-orang yang ke sini karena ingin memanjakan lidah bukan untuk mencari rasa kenyang,” ujar Igho Prastyo kepada Tagarsaat berkunjung ke kawasan Gultik Blok M.

Igho mengaku tidak akan pernah bosan mengunjungi tempat wisata kuliner tersebut. Itu terbukti dirinya sudah beberapa kali mengunjungi kawasan Blok M itu.

“Saya sudah lebih dari tiga kali ke sini, selain enak harganya juga cukup murah. Kalau ditanya akan balik lagi atau tidak, pastinya saya akan balik lagi, jika ingin makan gulai,” tutur dia.

Penjual gulai di kawasan Blok M ini memang sudah terkenal di berbagai kalangan, khususnya anak muda. Hal ini tidak terlepas dari peran sosial media yang membuat area wisata kuliner itu terus bertambah pengunjungnya. []

Baca juga: